Friday, October 16, 2009

SUSTAINABLE ARCHITECTURE

Posted on 1:45 AM by Unknown

SUSTAINABLE ARCHITECTURE (ARSITEKTUR BERKELANJUTAN)


BEBERAPA KONSEP SUSTAINABLE ARCHITECTURE (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

  • Dapat diartikan sebagai arsitektur yang berkelanjutan, yaitu arsitektur bukan semata - mata membuat bangunan yang sekedar indah / sesuai keinginan pemilik / nyaman bagi pengguna saja, tetapi seharusnya memberikan dampak yang baik bagi lingkungan sekitar juga.
  • Sustainable Architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur.
  • Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.
  • Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (glass houses effect), juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.
  • Intinya, sebuah bangunan yang sustainable diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan manfaat bagi pengguna, masyarakat sekitar, alam dan aspek - aspek lainnya secara global.







BEBERAPA PENDAPAT TERKAIT ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

  • Menurut Ahmad Tardiyana, permasalahan konstruksi berkelanjutan di Indonesia diantaranya:
    • Kekuatan market dalam profesi arsitektur sangat dominan
    • Sebagian arsitek masih mementingkan “look” daripada “essence”
    • Belum ada kebijakan atau peraturan pemerintah yang mengikat 
    • Rendahnya kesadaran pengembang atau pembangun untuk menerapkan konsep sustainable
    • Minimnya pengenalan isu sustainable architecture dalam dunia pendidikan
  • Eko Prawoto memiliki pemikiran mengenai sustainability sebagai berikut:
    • Bukan tren sesaat yang tengah digemari
    • Bukan sekedar upaya penghematan ekonomi
    • Sustainability terjadi bukan hanya dengan perwujudan artefaknya, namun lebih pada adanya kepercayaan atas nilai-nilai yang mendasarinya, yaitu penghargaan dan pemahaman untuk menjaga keselarasan alam
  • Tantangan implementasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia menurut Jimmy Priatman:
    • Kurangnya insentif
    • Keterbatasan riset dan eksperimen
    • Kurangnya kebersamaan visi untuk menyelamatkan lingkungan
    • Keterbatasan sumber daya manusia
    • Keterikatan pada budaya “paling murah” 


PENERAPAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
  • Dalam efisiensi penggunaan energi :
    • Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi listrik.
    • Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner).
    • Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif lainnya.
  • Dalam efisiensi penggunaan lahan :
    • Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
    • Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dsb.
    • Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan. 
  • Dalam efisiensi penggunaan material :
    • Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
    • Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
  • Dalam penggunaan teknologi dan material baru :
    • Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
    • Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bamboo.
    • Pemanfaatan teknologi hemat energi. Contoh: lampu dengan sensor, kloset dengan double flush (flush besar untuk air besar dan flush kecil untuk air kecil - sehingga menghemat pengeluaran air), wastafel dengan sistem sensor / tekan – sehingga menghemat air.
  • Dalam manajemen limbah :
    • Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
    • Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah terdekomposisi secara alami.


SUSTAINABLE CONSTRUCTION ASSESSMENT TOOLS (SCAT)

SCAT merupakan alat bantu untuk mengukur dan memberi penilaian apakah sebuah bangunan cukup sustainable atau tidak. Software ini dikembangkan oleh Departemen Sustainable Construction PT Holcim Indonesia Tbk.
Ada 3 indikator utama yang diangkat menjadi isu utama alat bantu ini. Tiap indikator utama tersebut membawahi beberapa sub-point kriteria yang harus diberi penilaian secara kuantitatif.
  • Indikator sosial meliputi:
    • Kenyamanan pengguna bangunan
    • Akses dalam bangunan
    • Kemudahan akses menuju lokasi bangunan
    • Partisipasi dan kontrol
    • Segala hal yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, dan keselamatan
  •  Indikator ekonomi meliputi:
    • Pendayagunaan komponen lokal demi memajukan pendapatan lokal
    • Efisiensi bangunan
    • Fleksibilitas dalam tata ruang dalam dan luar bangunan
    • Biaya – biaya yang keluar sejak proyek bangunan akan dimulai
    • Alokasi total dana yang dipakai untuk membangun
  • Indikator Lingkungan meliputi:
    • Penggunaan air
    • Penggunaan energi
    • Pengolahan limbah
    • Pemilihan material dan komponen bahan
    • Situasi site




CONTOH BANGUNAN YANG SUSTAINABLE BERDASARKAN SCAT
Grha Wonokoyo, Surabaya




Aspek – aspek sustainable :
  • Sosial
    • Hampir mencakup semua kriteria yang ada, kenyamanan pengguna benar – benar diperhatikan dengan menciptakan bukaan – bukaan yang tinggi (3,75 m) sehingga hanya 1 m area lantai kantor yang tidak terkena cahaya matahari. Pencahayaan alami terbukti meningkatkan tingkat produktivitas kerja. Selain itu, lokasi bangunan berada di daerah strategis sehingga memudahkan pencapaian ke gedung ini dengan transportasi publik.
  • Ekonomi
    • Pemilik grha ini melibatkan kontraktor dan arsitek lokal dalam pembangunannya, serta sebagian besar komponen dan material menggunakan produk lokal.
    • Efisiensi bangunan ditunjukkan melalui tingkat hunian yang tinggi yaitu mencapai 85%, dengan jam operasional 8 jam sehari.
    • Efisiensi berinteraksi juga dipertimbangkan dengan mengalokasikan satu lantai untuk satu divisi.
    • Fleksibilitas ruang ditunjukkan antara lain dengan plafon dengan tinggi lebih dari 3 m, dan tiap lantainya tidak menggunakan partisi permanen sehingga dapat dibongkar dan dengan mudah dialihfungsikan untuk kebutuhan yang lain.
  •  Lingkungan
    • Mematikan AC secara otomatis pada jam istirahat dan pada jam 16.00
    • Pemanfaatan potensi cahaya matahari sebagai penerangan alami pada jam – jam kerja, lampu hanya dinyalakan saat kondisi cuaca ekstrem, misalnya mendung.
    • Dari sisi penghematan air, dilakukan efisiensi system plumbing yang dipusatkan dalam satu area core plumbing.
    • Dampak yang signifikan dari penghematan energi ini adalah running cost bias ditekan sampai 40% jika dibandingkan bangunan – bangunan lain yang berskala hampir sama.



Kesimpulan dari bangunan ini:
  • Nilai akhir SCAT yang dicapai masuk dalam kategori good, bahkan mendekati sempurna, dengan nilai 4,0. Rata – rata untuk tiap poin juga baik, yaitu 4,7 untuk sosial, 4,4 untuk ekonomi, dan 3,0 untuk lingkungan
  • Keberlanjutan jelas menjadi pemikiran yang benar – benar terealisasikan pada bangunan ini.




Sumber : Seri Rumah Ide, ideaonline.co.id dan architecturejournals.wordpress.com

No Response to "SUSTAINABLE ARCHITECTURE"

Leave A Reply

Partners

  • Pengertian Arsitektur Masa Kini - Pengertian Arsitektur Masa Kini Arsitektur harus memenuhi sasaran: - Produk Karya Seni (Estetika/Keindahan) Bangunan harus memenuhi kaidah-kaidah ...
    13 years ago
  • Temporary Shelter - Hunian Sementara Berkonsep Green Building Gempa Padang Gempa berkekuatan 7,6 SR, pada hari Rabu 30 September 2009 tepat pada pukul 17.16 WIB melanda Sum...
    14 years ago
  • Temporary Shelter - Hunian Sementara Pasca Gempa Padang (Temporary Shelter) Beberapa pertimbangan pembangunan hunian sementara (temporary shelter) adalah sebagai berikut: 1. ...
    14 years ago
  • ARAH KEBIJAKAN PERANCANGAN KOTA - *ARAH KEBIJAKAN PERANCANGAN KOTA* Konsep Dasar, kerangka kerja dan Sasaran bangunan berkelanjutan Timothy Moss, Adriaan Slob dan Walter Vermeulen Tuju...
    14 years ago